Sabtu, 18 Januari 2014

Contoh Makalah Tentang Dakwah


METODE DAKWAH DALAM KELUARGA DAN MASYARAKAT
TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
------------------------------------------
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT yang telah memberikan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode Dakwah di dalam Keluarga dan Masyarakat”. Daalam makalah ini penulis ingin mengetahui bagaimana metode-metode dalam menyampaikan dakwah di dalam keluarga, masyarakat, dan kampus.
            Penulis mengucapkan terima kasih kepada ------- selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam dan -------- selaku asisten dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
            Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca yang membutuhkannya.
Bogor, 5 Januari 2014
Penulis
  
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................ii
DAFTAR ISI ...........................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................1
1.1 Latar Belakang....................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................1
1.3 Tujuan ................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................3
2.1 Pengertian Dakwah .............................3
2.2 Dakwah dalam Keluarga .....................4
2.3 Dakwah di Masyarakat .......................5
BAB III PENUTUP .................................6
3.1 Simpulan ............................................6
3.2 Saran .................................................6
DAFTAR PUSTAKA .............................7

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dakwah merupakan suatu hal yang penting dalam pergerakan islam di dunia. Setiap muslim wajib untuk berdakwah, menyeru kepada kebajikan dan mencegah kepada kemunkaran. Sebagaimana firman Allah SWT :
Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imron:104)
Menurut Hamka (1982), dakwah bukan hanya dilakukan dengan ucapan, tetapi dapat dilakukan dengan, perbuatan, tingkah laku, ramah-tamah, dan kasih sayang. Dakwah dapat dilakukan di mana saja, seperti di masjid, rumah, lingkungan masyarakat, kampus, dan lain-lain. Dalam makalah ini hanya akan diterangkan tentang dakwah dalam keluarga, lingkungan masyarakat dan kampus.
1.2  Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis merumuskan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut di antaranya adalah:
1.      Apakah yang dimaksud dengan dakwah?
2.      Siapakah sasaran dakwah?
3.      Dimana dakwah dapat dilakukan?
4.      Bagaimana metode yang harus dilakukan dalam berdakwah?
1.3  Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Mengetahui pengertian dakwah,
2.      Mengetahui sasaran dakwah  dan tempat untuk berdakwah,
3.      Mengetahui metode-metode dalam berdakwah.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1  Pengertian Dakwah
Aly Mahfudz mengartikan bahwa dakwah adalah memotivasi manusia untuk berbuat kebaikan dan petunjuk, menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah pada yang munkar untuk memperoleh kebahagiaan dunia akhirat. Sedangkan menurut Aly Shalih Al-Mursyid, dakwah merupakan suatu cara untuk menegakkan kebenaran yang hakiki, kebaikan dan hidayah serta melenyapkan kebathilan dengan berbagai pendekatan, metode, dan media.
Dakwah sangat penting dalam pergerakan islam di dunia. Oleh karena itu, setiap muslim wajib untuk berdakwah, menyeru kepada kebajikan dan mencegah kepada kemunkaran. Sebagaimana firman Allah SWT :
“Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imron:104)
Kita harus memiliki tujuan dalam berdakwah.  Tujuan utamanya tentu semata-mata mengharap ridho dari Allah SWT dan Rasullullah. Seperti sabda rosul :
“Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan rosul-Nya, maka ia akan mendapatkan Allah dan rosul-Nya. Barangsiapa yang hijrah karena hal dunia, maka ia hanya mendapat apa yang dia niatkan.”
Metode dalam berdakwah ada beragam, bergantung sasaran dakwah tersebut. Menurut Hamka (1982), dakwah tidak  hanya dilakukan dengan ucapan, tetapi dapat dilakukan dengan, perbuatan, tingkah laku, ramah-tamah, dan kasih sayang.

1.2  Dakwah dalam Keluarga
Menurut Nasir (2013), untuk membangun keluarga dakwah, setidaknya ada tiga pilar penting  yang harus tegak dalam suatu rumah tangga. Tiga pilar tersebut adalah pilar ibadah, pilar ilmu, dan pilar ekonomi. Kegitapilar tersebut harus terpenuhi agar terciptanya keluarga dakwah.
Pilar pertama adalah pilar ibadah. Keluarga harus menjadi teladan dalam hal ibadah karena ibadah yang benar dan istiqomah merupakan kekuatan bagi para dai (orang yang berdakwah) dalam menjalankan misi dakwahnya. Bermula dari shalat lima waktu secara berjamaah di masjid bagi anggota keluarga pria, tepat waktu menunaikan zakat, membiasakan anggota keluarga untuk bersedekah, menghidupkan puasa sunnah kepada seluruh anggota keluarga, membudayakan zikir, doa, dan tilawah sebagai hiburan utama anggota keluarga.
Pilar yang kedua yaitu pilar ilmu. Ketika kita beribadah dan berdakwah haruslah didasari dengan ilmu. Ilmu yang paling penting diajarkan dalam rumah tangga adalah ilmu mengenal Allah dan jalan menuju Allah. Hal tersebut penting karena berdakwah  mengajarkan orang lain kepada Allah dan jalan yang mengarah kepada-Nya. Di antara tanda keluarga yang akan menjadi keluarga dakwah adalah jika seisi rumah tangga diilhamkan kesenangan menuntut ilmu agama. Sebagaimana sabda Rosullullah SAW.
 “Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi rumah tangga maka diberikan kecenderungan mempelajari agama, yang muda menghormati yang tua, dicukupkan rizkinya dalam kehidupan, sederhana dalam kehidupan, mampu melihat kekurangan, dan kemudian bertaubat. Jika Allah menghendaki yang sebaliknya maka dibiarkannya keluarga itu dalam kesesatan.” (HR Ad Dailami)
Pilar yang ketiga adalah pilar ekonomi. Banyak keluarga yang tercerai berai bahkan runtuh hanya karena alasan ekonomi yang tak tercukupi. Selain ibadah dan ilmu, bekal lain yang dibutuhkan oleh keluarga dakwah adalah kecukupan ekonomi demi kebutuhan fisik seluruh anggota keluarga. Kebutuhan di sini bukan hanya kebutuhan pokok keluarga, melainkan juga kemampuan untuk menabung demi menghadapi masa-masa sulit sehingga ketahanan keluarga secara lahir dan batin tetap terjaga.



1.3  Dakwah di Masyarakat
Menurut Anas (2005), adanya globalisasi menyebabkan dalam satu global village (desa buana) yang mensyaratkan adanya desa-desa yang “dikotakan”. Seluruh pelosok dunia menjadi kota atau metropolis karena efek arus komunikasi dan informasi. Kemajuan komunikasi dan informasi menjadikan suatu desa menjadi kota tidak secara geografis, tetapi secara antropologis-kultural yang mana masyarakatnya menjadi berbudaya kota.
Hal tersebut mengakibatkan pergeseran bahkan perubahan pemahaman dan persepsi masyarakat terhadap agama. Pada masyarakat Agraris, agama dipahami sebagai sumber moral, etika dan norma hidup serta menjadi motif dari seluruh gerakan. Namun sekarang, sumber dan motif tersebut dikacaukan oleh modernisasi dan industrialisasi. Saat ini, agama hanya dijadikan alat instrumen kehidupan, alat legitimasi dari apa yang diperbuat serta alat justifikasi kepentingan pribadi dan kelompok.
Melihat kenyataan tersebut, seorang dai harus memiliki visi dan strategi pemahaman keagamaan di masa kini dan mendatang. Menurut Anas (2005) langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh seorang dai adalah sebagai berikut.
1.      Reinterpretasi ajaran-ajaran agama untuk mengkontekstualisasikandengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat modern;
2.      Mengelola instansi-instansi dan institusi-institusi keagamaan serta dakwah islam secara profesionaldengan memperhatikan psikologi masyarakat modern;
3.      Memperkenalkan islam kepada masyarakat modern melalui berbagai media yagn memungkinkan secara arif dan persuatif, bukan hanya mengandalkan khutbah-khutbah di masjid.
4.      Meninggalkan struktur pemahaman masyarakat modern yang berpola pikir parsial, puritan-mutlak dan primordial menuju ke arah transformasi masyarakat berpola pikir kosmopolitan, egaliter dan universal.



BAB III
PENUTUP

3.1    Simpulan
Simpulan yang dapat disimpulkan oleh penulis adalah dakwah merupakan pilar penting dalam kemajuan agama islam di dunia. Keluarga merupakan faktor utama yang berperan membentuk karakter seorang dai sebagai bekalnya dalam berdakwah. Masyarakat membantu seorang dai untuk berkembang karena adanya perubahan-perubahan di dalam masyarakat sehingga seorang dai harus menyampaikan dengan metode yang berbeda dan lebih menarik.


  
3.2    Saran
Saran dari penulis untuk pembaca setelah penbuatan makalah ini adalah agar pembaca dapat menyerukan kepada kebajikan dan mencegah kepada kemunkaran serta dapat menjadi seorang dai yang kreatif dan atraktif di zaman globalisasi saat ini.


DAFTAR PUSTAKA



Anas A. 2005. Paradigma Dakwah Kontemporer. Semarang (ID): Walisongo Press IAIN Walisongo
Hamka. 1982. Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam. Jakarta (ID): Umminda
Nasir B. 2010. Tiga Syarat untuk Membangun Keluarga Dakwah. [internet]. [diunduh 2013 Jul 5]. Tersedia pada : http://www.republika.co.id/berita/humaira/samara/13/07/04/mpdrl9-tiga-syarat-untuk-membangun-keluarga-dakwah

3 komentar:

  1. thanks atsa your help, I take a bit of it ....

    BalasHapus
  2. Artikel yang bermanfaat tentang makalah dakwah yang sedang saya cari. Makasih dan salam kenal

    BalasHapus
  3. terimakasih. sangat membantu...

    BalasHapus